2011-04-03

Masukan Tamu (Arya Warsitha)

In Memoriam

Junia Adeline Pakuwibowo

(1939-2011)


Bapak-bapak, ibu-ibu dan para sahabat sekalian ytc,

Sebagai salah seorang yang juga pernah belajar di Cekoslavakia, salah seorang ex-mahid bersama-sama dengan bung Tahir Pakuwibowo, Adeline dan banyak teman lain, dan atas nama teman-teman kami di Stockholm saya menyampaikan sepatah dua patah kata untuk melepas keberangkatan Adeline Pakuwibowo, teman kita yang tercinta, mendiang istrinya bung Tahir, meninggalkan kita untuk selama-lamanya, beristirahat dengan tenang dan damai disisi Tuhan Yang Maha Esa.

Saya kenal Adeline ketika mulai belajar di Praha. Adeline bersama bung Tahir adalah angkatan tahun 60-an yang mendapat beasiswa dikirim oleh pemerintah pimpinan mendiang Presiden Sukarno. Adeline dikirim mewakili daerah Nusa Tenggara Timur karena lusus SMA dengan hasil terbaik.

Adeline justru tidak lahir di Timor, tetapi di Cimahi, Jawa Barat, pada tanggal 29 juni 1939. Semasa hidupnya tiga kali Adeline mengalami trauma. Pertama ketika berumur 5 tahun, semasa pendudukan Jepang, bapaknya meninggal dunia karena dibunuh tentara Jepang. Tidak hanya itu saja,Adeline terpaksa mengungsi ke pedalaman bersama tantenya dan terpisah dari ibunya, itu terjadi ketika pendudukan kedua Belanda yang menjadikan Bandung sebagai lautan api. Ini trauma yang kedua.

Barulah setelah Belanda menyerahkan kembali kedaulatan Indonesia, kehidupan Adel mulai agak tenang. Bersama ibunya pindah dari Cimahi ke Kupang, ke Timor dan menamatkan sekolahnya hingga SMA.

Angkatannya Adeline termasuk Tahir, dll (semuanya 30 orang) memulai kehidupan di Ceko dengan belajar bahasa Ceko di Holesov. Setahun setelah belajar bahasa Adeline mulai kuliahnya di Sekolah Tinggi Ekonomi bersama bung Tahir. Setelah tamat Adeline mendapat titel Master of Social Sciences in Economic.

Selama studinya di Praha Adeline juga aktif di PPI dan ikut sebagai duta-budaya, memperkenalkan kebudayaan Indonesia dengan menyanyi dan menari. Dia juga aktif ikut mendiskusikan ajaran-ajaran bung Karno dan akhirnya telah terpilih sebagai bendahara Badan Pekerja Badan Koordinasi PPI-PPI se-Eropah yang waktu itu juga bung Tahir telah diangkat sebagai Ketuanya.

Setelah peristiwa 30 September, karena Adeline dengan teguh tetap mendukung mendiang Presiden Sukarno dan menentang orde baru yang dipimpin oleh Suharto, paspornya dicabut oleh KBRI Praha waktu itu, nasib yang sama menimpa juga para mahasiswa lainnya yang tetap teguh mendukung mendiang Presiden Sukarno. Ini traumanya yang ketiga.

Pada tanggal 22 Agustus 1968 Adeline menikah dengan bung Tahir Pakuwibowo, sehari sesudah pendudukan Ceko oleh tentara Rusia. Pendudukan Ceko oleh Rusia dan ketidak cocokkan dengan pemerintah baru menyebabkan mereka mengambil langkah untuk meminta asyl ke Swedia. Permintaan mereka dikabulkan dan sejak tahun 1973 mereka tinggal di Swedia dengan bahagia sampai Adeline meninggal tanggal 4 februari 2011. Sebelum meninggalnya Adeline telah dianugrahi seorang cucu Anthony Leonardo Pakuwibowo, yang dilahirkan dari perkawinan putranya Timur Tjahyanto Pakuwibowo dengan Neny.

Selamat jalan Adeline dan kami selalu akan mengenangmu.Beristirahatlah dengan tenang dan damai.

Terima kasih.

Arya Warsitha

1 kommentar:

Unknown sa...

saya turut berduka cita atas meninggalnya ibu paku wibowo